Selamat datang..

Selamat datang di blog ini, silahkan menelusuri info2 yang ada, walaupun apa adanya. Semoga bermanfaat...thank's, matur nuwun..

Cari Blog Ini

Laman

Rabu, 25 Mei 2011

BANGAU SPESIES LANGKA DITEMUKAN DI KETAPANG

Bangau Hutan Rawa
Habitatnya Tergusur Lahan Sawit

Bagaimana nasibnya? siapa yang peduli? manusialah yang bertanggung jawab termasuk saya dan Saudara-saudara. Katanya Indonesia kaya akan alamnya, tapi justru kekayaan alam berupa satwa khususnya di Kalimantan ini malah hampir punah, malah habitatnya tergusur oleh proyek lahan perkebunan yang tentunya mendapat restu dari pemerintah juga..
Pasti tidak hanya spesies ini yang terancam punah karena tergusurnya habitat, pasti  banyak spesies lain yang ikut punah..bayangkan aja..habitatnya, pohon-pohan dan hutan tergusur tercabut sampai akar-akarnya...lebih kejam dari penebangan liar...

Burung Bangau spesies Ciconea stormi masuk kategori langka dan hampir punah


Burung bangau langka dari spesies Ciconea stormi ditemukan di Desa Pematang Gadung, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang. Populasinya sudah semakin sedikit karena banyaknya hutan rawa yang sudah beralih fungsi ke tanaman perkebunan sawit dan lainnya.


Bangau langka spesies Ciconea stormi ditemukan oleh Kawan Burung Ketapang (KBK), komunitas pencinta burung setempat. Lokasinya di sekitar rawa Danau Perendaman, yang letaknya sekitar setengah jam perjalanan dari Desa Pematang Gadung apabila menggunakan transportasi speedboad (kapal cepat).

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Ketapang, Yudo Sudarto, burung tersebut termasuk burung langka, spesies yang mulai punah.

Jumlah individu burung tersebut diperkirakan hanya tinggal sekitar 500 ekor di seluruh dunia. Status burung ini DILINDUNGI.

“Namun sayang habitat burung ini sudah terhimpit oleh kawasan pertambangan rakyat, daerah perkebunan sawit, dan pemukiman transmigrasi,” kata Yudo.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) atau Internasional Uni Konservasi Alam, mengelompokkannya ke dalam status “GENTING” atau “Endangered/EN” (terancam punah).

Peraturan Perlindungan Binatang Liar 1931-PP Nomor 7 Tahun 1999, di Sumatera diperkirakan hanya terdapat 150 ekor yang tersisa.

Menurut Abdurachman Alkadri, burung jenis ini juga terdapat di Taman Nasional Danau Sentarum yang sebagian memang termasuk kawasan danau dan rawa.

Bangau hutan rawa (Ciconea stormi) juga merupakan logo dari Taman Nasional Danau Sentaru Kalimantan Barat. Mereka hidup di hutan primer dan dataran rendah, hutan awet hijau dan hutan rawa air tawar, danau kecil oxbow. Biasanya mereka hidup soliter ata membentuk kelompok kecil.

Menurut Abdurachman, burung bangau yang ditemukan belum dewasa, kaki masih terbungkus warna putih, dan paruh belum merah sebagaimana mestinya.
Sedangkan bangau dewasa berukuran besar, panjangnya mencapai 80 sentimeter. Bulunya dominan berwarna hitam dan putih dengan paruh merah yang sedikit melengkung ke atas.
Lebih spesifik lagi, bulu sayap, punggung, mahkota, dan dada berwarna hitam, sedangkan bulu pada tenggorokan, tengkuk, perut, dan ekor berwarna putih. Kulit mukanya berwarna semu merah jambu, sangat nyata saat berbiak.

Dari Wikipedia disebutkan, bangau adalah sebutan untuk burung dari keluarga Ciconiidae. Badan berukuran besar, berkaki panjang, berleher panjang namun lebih pendek dari burung kuntul, dan mempunyai paruh yang besar, kuat dan tebal.

Bangau bisa dijumpai di daerah beriklim hangat. Habitat di daerah yang lebih kering dibandingkan burung kuntul dan ibis. Makanan berupa katak, ikan, serangga, cacing, burung kecil, dan mamalia kecil dari lahan basah dan pantai.

Bangau tidak memiliki organ suara syrinx sehingga tidak bersuara. Paruh yang diadu dengan pasangannya merupakan cara berkomunikasi menggantikan suara panggilan.

Bangau merupakan burung pantai migran, terbang jauh dengan cara melayang memanfaatkan arus udara panas sehingga dapat menghemat tenaga.

Foto bangau yang sedang terbang oleh Ottomar Anscutz (1884) menjadi inspirasi Otto Lilienthal untuk membuat glider yang digunakan untuk terbang layang pada akhir abad 19.

Bangau berwarna putih (Ciconia ciconia) adalah lambang kota Den Haag di Belanda dan lambang tidak resmi negara Polandia yang memiliki 25 persen dari keseluruhan jenis bangau.

Dalam kebudayaan Barat, bangau digunakan sebagai lambang kelahiran bayi. Cerita tentang kelahiran bayi yang dibawa oleh burung bangau merupakan dongeng sebelum tidur dari negeri Belanda dan Jerman sebelah utara.

Bangau yang bersarang di atap rumah dipercaya sebagai keberuntungan dan penghuninya akan diberkahi kebahagiaan. 

Di jaman Victoria, di saat perbincangan mengenai fungsi reproduksi masih dianggap tabu, pertanyaan anak kecil tentang asal-usul kelahiran bayi dijawab dengan dongeng kedatangan bayi yang dibawa bangau.

Dalam kebudayaan populer, bangau sering digambarkan terbang membawa bayi beralaskan sehelai kain yang ujung-ujungnya terikat dan digantung pada paruh.


referenced from Tribun Pontianak, Selasa 24/05/2011, Antara, Wkpd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar