Kebiasaan ‘last minute’ baru menyelesaikan pekerjaan sudah menjadi budaya dari sebagian karyawan kantor. Menunda pekerjaan mungkin terlihat sebagai masalah kecil, namun tanpa disadari hal ini tak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga akan berpengaruh pada karir dan merusak relasi, apabila tugas tersebut terkait dengan kepercayaan orang lain.
Tak usah jauh-jauh menuding orang lain yang punya kebiasaan itu, coba Anda tengok pada diri sendiri, bias jadi Anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang sering berkata, “ Aku pasti akan mengerjakan tugas ini, tapi enggak sekarang, besok saja deh..” Kalau sudah begini, bisa jadi Anda masuk dalam kategori Prokastinator. Memang julukan itu terasa asing didengar, namun itu sebenarnya mencerminkan perilaku seseorang yang suka menunda pekerjaan, tapi tak pernah mewujudkan pekerjaan itu. Selalu berjanji mengerjakan tetapi jarang untuk memenuhinya.
Ada dua faktor yang menjadi awal dari gangguan ‘prokastinasi’ itu sendiri.
Pertama: adanya sikap perfeksionis, ingin tampil sesempurna mungkin, justru inilah awal seseorang mulai menunda pekerjaannya. Jika seseorang diberi tugas dan tanggung jawab lebih dari satu, ia cenderung lebih fokus mengerjakan satu tugasnya dulu, sehingga tugas lainnya yang mungkin sama pentingnya menjadi tertunda bahkan terlupakan.
Kedua: distraksi, awalnya bersemangat mengerjakan tugas dan tanggung jawab, tetapi karena adanya gangguan dari luar menyebabkan pribadi ini mulai menunda pekerjaannya.
Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk menunda pekerjaan yang telah diberikan. Nanti dulu dan masih banyak waktu adalah alasan yang kerap kali muncul saat hendak menunda pekerjaan. Parahnya lagi kita sendiri yang kelabakan ketika sudah dikejar tenggang waktu. Akibatnya pekerjaan pun dikerjakan dengan buru-buru dan tidak maksimal (tidak teliti, banyak kesalahan).
Ada dua faktor yang melatarbelakangi terjadinya gangguan ini, yakni faktor fisiologis dan skilogis.
Fisiologis: sering jadi alasan jika seseorang memiliki riwayat gangguan kesehatan sehingga mengakibatkan konsentrasinya terusik. Hal inilah yang kemudian terbawa-bawa hingga ke pekerjaan, yang ujungnya pekerjaan pun terlantar karena ketidakfokusan tadi.
Skilogis: biasanya berasal dari dalam diri sendiri, bisa karena takut gagal, takut dikritik, sehingga pekerjaan yang dibebankan pun tidak kunjung terselesaikan karena banyak kekuatiran.
Orang yang suka menunda pekerjaan memiliki kecenderungan ‘menipu’, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain yang telah memberikan tanggung jawab dan kepercayaan. Tak hanya merugikan diri sendiri, dampak psikis lain yang didapat dari pribadi yang suka menunda pekerjaan adalah mengakibatkan omongan yang tidak mengenakkan tentang kebiasaan tersebut. Bisa jadi pekerjaan jadi disepelekan, ini jelas akan mempengaruhi karir ke depan, apalagi bila atasan sampai tak mau mendelegasikan pekerjaaan. Begitupun di lingkungan sosial, bila kebiasaan ini dilakukan terus menerus, maka yang bersangkutan akan menjadi pribadi yang dinilai tidak bisa berorganisasi dengan baik.
Dengan banyaknya rutinitas seseorang dalam beraktifitas, apalagi dalam masalah pekerjaan sering membuat orang merasa jenuh dan bosan. Maka untuk mengatasinya sebelum gangguan ini menyerang terlalu jauh, maka kita harus tahu bagaimana cara menyiasatinya. Mulailah dari sekarang untuk membuat jadwal perencanaan agar kita tidak merasa terkejar-kejar dengan tanggung jawab yang ada. Di sini dituntut lebih untuk meningkatkan manajemen waktu, dan kontrol diri adalah kunci dari keberhasilan seseorang.
“Perkuat komitmen diri untuk selalu cepat menyelesaikan pekerjaan. Yakinkan diri bahwa lebih cepat mengerjakannya, akan lebih baik pula hasilnya”.
Tips agar pekerjaan tidak tertunda
Jika menunda pekerjaan sudah menjadi kebiasaan, sebaiknya hal ini segera diperbaiki. Mulailah menjadi pribadi yang disiplin, tentunya dengan cara yang sederhana dulu:
1. Buat Deadline Sendiri
Sadari prioritas dengan membuat deadline. Dan dalam menentukan waktu deadline tidaklah mepet sekali, artinya biar Anda tidak mengerjakan pekerjaan pas dengan hari H-nya. Masih ada waktu beberapa untuk memperbaiki pekerjaan (jika ada yang kurang).
2. Bagi Tugas
Buatlah pembagian tugas yang jelas dan akurat. Misalnya di pagi hari anda mengerjakan tugas A (menelepon relasi dan membuat janji), tugas B mulai mengetik dan merampungkan target laporan mulai dari dua halaman hingga berpuluh-puluh halaman.
3 . Fokus
Usahakan pikiran fokus dalam mengerjakan pekerjaan, pikiran tidak bercabang dan hanya tertuju pada pekerjaan semata. Hal ini penting untuk menjaga konsentrasi sehingga pekerjaan dapat rampung dalam waktu yang telah ditentukan dan hasilnya memuaskan.
4. Tidak membeli sesuatu sebelum Project Goal
Project Goal - panen |
Ya, ada baiknya Anda tidak membeli sesuatu untuk diri Anda, sebelum project goal. Intinya untuk meningkatkan self monitoring.
5. Self Reward
Buatlah kegiatan yang bersifat self reward, seperti usai proposal goal, Anda baru merencanakan untuk membeli tas baru yang fancy dan sudah lama diidam-idamkan. Bagaimana rasanya? Anda akan puas sekali sebab semua yang Anda lakukan berjalan dengan mulus.
Lima cara di atas mudah kan? Mulailah untuk mencobanya. Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?
Ismi Ardhini
Psikolog
(Ptk Post, Senin 6 Mei 2011)